PT GKP Pastikan Tanggung Jawab Pengelolaan Lingkungan Jalan Terus

Beberapa fasilitas Settling Pond yang menjadi bagian water treatment plant PT GKP yang berfungsi untuk proses filtrasi air sebelum dialirkan kembali ke lingkungan. dok: istimewa

HarmoniSultra.com, Wawonii – PT Gema Kreasi Perdana (GKP) menegaskan komitmennya untuk tetap konsisten menjalankan seluruh kewajiban lingkungan di wilayah operasinya di Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan

Tanggung jawab pengelolaan berkelanjutan terhadap aspek lingkungan dan sosial ini menjadi fokus utama, demi memastikan bahwa ekosistem pulau ini tetap terjaga dan kehidupan dapat terus berkembang di atasnya.

“PT GKP tetap berpegang teguh pada prinsip tata kelola pertambangan yang baik (Good Mining Practice). Kami menyadari bahwa pengelolaan lingkungan dan program sosial bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi wujud tanggung jawab moral, sosial, dan lingkungan kepada masyarakat dan generasi mendatang,” ujar Hendry Drajat, Manager Strategic Communication PT GKP.

GKP menegaskan bahwa sejumlah program pengelolaan lingkungan telah, sedang, dan akan terus dijalankan, termasuk di dalamnya ada kegiatan reklamasi, revegetasi, pengelolaan limbah, serta pemantauan lingkungan.

Di samping itu, perusahaan yang berhasil menerima penghargaan lingkungan PROPER Peringkat Biru Tahun 2023-2024 ini juga terus melakukan komunikasi terbuka dengan seluruh pemangku kepentingan lintas sektoral, khususnya instansi pemerintahan dan dinas terkait untuk memastikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan program reklamasi untuk mengembalikan fungsi lahan menjadi kawasan hutan ini bisa berjalan lancar dan diawasi secara transparan, serta akuntabel

“Saat ini, kami telah kami telah melaksanakan reklamasi lahan bekas tambang secara bertahap dengan luas lahan yang telah direklamasi sebesar 17,48 Ha dan juga melakukan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kini telah berjalan seluas 743 Ha,” jelas Badrus Saleh, Environment & Forestry Superintendent PT GKP.

“Kami ingin masyarakat mengetahui bahwa komitmen kami tidak berhenti dan bukan sekedar normative di atas kertas. Kondisi saat ini justru menjadi momentum bagi kami untuk menunjukkan bahwa GKP adalah perusahaan yang bertanggung jawab terhadap dampak operasionalnya, baik secara ekologis maupun sosial,” tambahnya.

Perkembangan program Reklamasi PT GKP di area operasi Pulau Wawonii. dok: istimewa

Ketua Umum Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI), Prof. Dr. Ir. Hj. Husna, MP, juga mengapresiasi konsistensi PT GKP dalam menjaga ekologi dan biodiversitas Pulau Wawonii.

Menurutnya, itu adalah bentuk tanggung jawab nyata perusahaan dalam mengelola lingkungan dan memitigasi dampak pertambangan terhadap ekosistem di Pulau Wawonii, termasuk keanekaragaman flora dan fauna di dalamnya.

“Pemantauan yang kami lakukan untuk hutan itu ada 6 titik lingkungan darat, 4 titik di perairan laut, dan 3 titik di area perairan darat. Kondisi biodiversitas flora maupun fauna darat ini secara umum berdasarkan hasil analisis vegetasi pada lokasi pengamatan, semuanya terlihat baik,” jelasnya.

Ia menyebut, beberapa fakta tersebut menunjukkan bahwa tutupan vegetasi pada lahan di 6 titik tadi, semua rata-rata di atas 90 persen dan ini menunjukkan bahwa lahan belum terganggu sama sekali.

“Begitupun dari indeks keanekaragaman, pemerataan, maupun indeks kekayaan jenis, semuanya termasuk sangat tinggi. Pemantauan fauna, kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, ini mengalami peningkatan dan kategorinya itu indeksnya sangat tinggi,” terang Husna

URL List

Komentar